Seni Kupasan Mangga Seorang Ibu

Izin bahas yang ringan dulu ya, tapi apa benar ini ringan?

Sebuah hal yang lumrah seorang ibu di rumah tangga pulang membawa bahan masak, lauk-pauk, serta buah buahan. Jenjengan kantong belanjaan 2 disetiap sisi tangan, total empat. Kantong belanjaan di tangan kanan paling menarik pehatian, karena terlihat penuh berisi, dan memang sepertinya paling berat.

Mangga! itu isinya, sedang musim kala itu, 9 buah mangga seberat 3 kilo didapatkan hanya dengan harga 15 ribu, ya kala itu, ketika anak paling sulung nya masih kelas 11 SMA.  Di rumah dengan didominasi 4 lelaki, berharap banyak ternyata dari isi kantong belanjaan.

Berharap dan banyak?

Tak ada yang handal mengupas buah di rumah kecuali sang ibu, pernah sewaktu itu sang ayah mencoba mengupaskan untuk sang anak, merugi, kulit terkupas bersama sebagian besar daging, menyisakan biji dan sedikit daging.

kecuali sang ibu.

“Ritual” mengupas buah mangga di ruang tengah menjadi hal yang sangat ditunggu, ibarat atraksi monolog di gedung teater besar disaksikan ratusan penonton.  Sang ibu si-pengupas-mangga jadi pusat perhatian, 4 pasang mata lelaki sisanya menjadi penonton.

Teknik ibu mengupas kulit mangga secara radial adalah salah satu hal yang ditunggu, bahkan anak kedua dan ketiga sampai berani bertaruh potongan mangga tentang  :
Apakah ibu bsa mengupas kulit mangga secara radial tanpa terputus / one-shot!

Warna kuning berbentuk lekukan mangga sempurna tanpa ada unsur warna hijau sebagai bentuk capaian potongan sempurna dari mangga, “fetish” pandangan untuk ini tak bisa dikilahkan. dan itu hanya ibu yang bisa di rumah.

Bagian selanjutnya dari seni memotong mangga yaitu :  P E M B A G I A N

Potongan mangga bisa dipotong secara horizontal / searah dengan sisi biji, ataupun tegak lurus dengan sisi biji, ukuran / style  potongan ini mempengaruhi besar kecil potongan, Biasanya orang yang pertama kali “menangkap basah” sang ibu membawa pulang buah mangga mendapat bagian potongan pertama. Potongan pertama itu relatif besar dibandingkan potongan-potongan berikutnya, beruntunglah anak yang memergoki sang ibu membawa mangga.

Tadahan piring di lantai ruang tengah , digunakan untuk wadah hasil potongan mangga, ada tipe aturan yang berbeda disini, kadang sang ibu melarang siapapun menyentuh potongan mangga di piring sebelum potongan terakir selesai. Untuk tipe aturan yang pertama, terlihat peran dominan sang ibu, dia yang mengatur, tak boleh ada pertikaiain , tunggu semua selesai, lalu dibagi dnegan rata untuk 3 anak lelaki dan sang ayah.

atau fleksibel,

“siapa-cepat-dia-dapat” ,untuk tipe aturan yang kedua ini memang ada serunya, bahkan sang ayah juga ikut dalam pertempuran mendapat potongan mangga, untuk peraturan ini, sangat jarang menemukan lebih dari 2 potongan mangga terdapat dalam wadah, pasti sudah habis dilahap, paling hanya 1 potongan yang “standby” karena alasan busuk.

Klimaks  ritual pemotongan,

Jika semua sudah familiar dengan buah mangga, klimaks dari prosesi ini bisa sangat mudah ditebak, setelah potongan terakhir, pertanyaan akhir muncul !

Siapa yang berhak atas biji mangga?

Berbeda dengan potongan lainnya, seni menghabiskan bagian terakir mangga sangat ditunggu2, dimakan dengan cara digenggam sepenuh kepalan tangan, lalu lepas menikmati sisa-an danging di segala sisi biji. Biasanya, sang penonton memberikan hak kepada sang pemotong tentang siapa yang berhak akan biji mangga, atau bahkan menyerakhkan sepenuh nya hak akan biji mangga itu,

“Biji nya buat mama saja, kan mama yang sudah memotongkan!”

sang ibu terpilih secara aklamasi, tak ada yang protes. tapi kadang kala biji mangga dijadikan reward kepada salah satu anggota keluarga, hadiah dari ibu mungkin karena hal hal yang telah dilalui,

“Ini biji mangga buat adek saja, karena udah jago tadi ke sekolah gak dianter-jemput”
“HOREEEE… Makasih ma, yee dapat bijih mangga!”

 

Sederhana bukan?
🙂

😦 #misshome

mangga 21.jpg

 

 

 

 

 

Published by maulanagituri

curious, uncatchable

One thought on “Seni Kupasan Mangga Seorang Ibu

Leave a comment